Breaking

Kamis, 19 Februari 2015

Kain Songket Khas Palembang Berumur Ratusan Tahun Harga Puluhan Juta





Riwa-riwi.com - PALEMBANG, Selain terkenal dengan pempeknya, Palembang juga mempunyai potensi wisata tidak kalah dengan kota lainnya di Sumatera. Waktu terbaik mengunjungi Palembang yaitu ketika Imlek atau Tahun Baru China. Kota ini bersemu merah dengan aneka dekorasi Imlek di berbagai kelentengnya.

Kelenteng Kwam In dibangun pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan Kolonial Belanda, yakni pada 1733. Keunikannya yaitu penulisan nama kelenteng biasanya dari kiri ke kanan, Kelenteng Chandra Nadi justru sebaliknya. Jadi kita membacanya dari kanan ke kiri, itupun kalau penulisannya sejajar.

Selain itu Palembang Juga Terkenal Dengan Jembatan Ampera mulai dibangun pada 1962, dan kini menjadi ikon serta lambang kota Palembang. Jembatan Ampera menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang terpisahkan oleh Sungai Musi.

Sejak dulu, Sungai Musi merupakan sarana transportasi utama di Palembang. Di tepi Sungai Musi terdapat beberapa obyek wisata, di antaranya restoran terapung, Kampung Arab, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin, Rumah Rakit, dan tentunya Jembatan Ampera.

Tempat menarik lainnya di Palembang yang wajib dikunjungi yaitu Rumah Tenun di seberang Lapangan Hatta. Rumah Tenun ini memproduksi kain tradisional songket asli yang terbuat dari benang emas.



Ronimah selaku pemilik Rumah Tenun, mengaku mempunyai kain songket berusia 100 tahun dengan kisaran harga diatas Rp50 juta. Kain tersebut dikerjakan selama satu tahun. Padahal, pengerjaan kain songket saat ini rata-rata 3-6 bulan.

Berikut Ulasan Video Wawancara Dengan Pemilik Kain Songket Ibu Ronimah :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox